Seringkali kita memandang remeh sesuatu yang kecil. Kita menganggap bahwa sesuatu yang kecil, akan berdampak kecil pula. Hal itu adalah pikiran yang sangat manusiawi, dan ada seorang pribadi di Alkitab yang berpikiran seperti itu juga, namanya adalah Gideon.
Demikianlah ceritanya, hari itu Gideon sedang berada di tempat persembunyian kepunyaan ayahnya Yoas untuk mengirik gandum, karena saat itu orang Israel sering diserang oleh orang Midian dan Amalek serta merampas dan memusnahkan hasil panen mereka. Jika Gideon sedang bersembunyi, jelas Gideon sedang ketakutan bukan? Namun Tuhan Gideon dengan cara yang berbeda. Malaikat Tuhan menyapa Gideon dengan berkata, “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” (ayat 12). Tuhan melihat Gideon bukan sebagaimana Gideon adanya hari itu, namun Tuhan melihat Gideon sebagai pribadi yang utuh sebagaimana Ia telah ciptakan dengan segala potensinya. Dia melihat Gideon yang lemah dan penakut sebagai seorang pahlawan.
Tetapi bagaimana tanggapan Gideon? Gideon masih dengan sikap pengecutnya, ia hanya melihat kesulitan yang ia alami dan bangsanya. Dia berkata, “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?” Dari perkataannya, tersirat bahwa Gideon kecewa dengan Tuhan. Padahal apa yang dialaminya dan juga bangsa Israel saat itu adalah karena mereka berubah setia dan menyembah berhala-berhala.
Hebatnya, Tuhan tidak menyerah begitu saja dengan kekecewaan Gideon. Dia tetap memanggilnya untuk pekerjaan yang besar, membebaskan bangsa Israel (ayat 14). Sayangnya Gideon memandang remeh dirinya. Ia menganggap dirinya kecil dengan berkata, “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.” (ayat 15). Tuhan sepertinya gregetan dengan Gideon hari itu, sehingga ia menegaskan "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." (ayat 16).
Tuhan memanggil Gideon untuk membawa pemulihan bagi bangsanya. Ia diperintahkan untuk menghancurkan baal-baal yang ada di Israel. Gideon patuh dan ia mengalami kemenangan demi kemenangan dikemudian hari.
Dari kisah Gideon di atas ada beberapa pelajaran menarik yang harus kita terapkan dalam hidup kita sehingga dapat menikmati kemenangan dalam hidup ini.
Roma 8:28 berkata “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Kata “turut bekerja” disini menggunakan kata Yunani “Sunergeo” dimana kata turunannya adalah sinergi dan sinergisme.Sinergi adalah : tindakan gabungan dua atau lebih pihak yang mempunyai pengaruh total lebih besar dibandingkan jumlah pengaruh individual. Jadi, Anda + Tuhan ketika menghadapi segala sesuatu baik itu sesuatu yang bagus ataupun buruk akan menghasilkan kebaikan atau keuntungan. Jadi percayalah bahwa bersama Tuhan, Anda tidak akan pernah rugi. Apapun yang terjadi Anda pasti untung. Ingat, Anda adalah pahlawan Allah yang gagah perkasa, dan dipanggil untuk melakukan perbuatan yang baik. Lakukanlah dengan kekuatan Tuhan, bukan kekuatan Anda sendiri. Jika Anda melakukannya dengan baik, maka pasti Anda berhasil. Selamat berjuang para pahlawan Allah!